Hello World!

May 19, 2018

Rasanya puasa di Jerman

Hallo readers, apa kabar? Gimana puasanya? Semoga lancar-lancar aja ya dan badan sehat wal'afiat. Amiin.

Gw pengen cerita tentang puasa, ramadhan keempat gw selama di Jerman. Iya bener udah empat tahun berturut-turut gw ramadhan di Berlin. Banyak orang bilang puasa disini lebih lama. Hmm iya emang berat puasa disini, karena beda waktunya dengan di indo, kalau disini sekitar 18-19 jam lamanya. Tapi masih untung gw nggak tinggal di Iceland, 21 jam bro puasanya, siangnya lama kali.

Godaan di indo sama di sini juga beda tentunya. Mulai dari hari pertama puasa, kita student nggak ada yang namanya libur menyambut Ramadhan. Gw juga pernah pas ujian puasa siang bolong. Itu perut bunyi kuku-ruyuk mulu. Lihat orang makan atau minum disebelah gw mungkin udah kebal dan jadi hal biasa. Restoran mah tetep aja buka, tukang dönner (baca: Kebab) pada tutup kali yaa. Tapi panasnya sama aja kaya indo karena puasa di musim panas. Enaknya puasa di waktu musim dingin, jam 4 sore udah bisa buka puasa. Kalo di indo mau buka puasa keliataannya lebih gampang, tinggal mampir ke tukang jualan, es buah yang seger ada, lontong isi sayur berceceran. Mantap rasanya jiwa.

Kebutuhan rohani gw terasa kurang terpenuhi. Karena gw nggak ikut kegiatan keagamaan. Inget banget dulu pas sekolah ada aja kegiatan agama di bulan ramadhan. Gw bingung, kerjaan gw nugas, kuliah & kerja. Apalagi yang lainnya, kaya hobi yang lain rasanya nggak ada waktu. Semakin hari gw tinggal disini, gw ngerasa, iman gw makin tipis kaya sehelai rambut. Ke masjid kalo jumat an doang, panggilan adzan nggak kedengeran karena toanya (baca: speaker) cuma ada di dalem masjid, ngaji juga kadang-kadang. Jadwal dengan waktu yang nggak sesuai dengan student beragama islam. Jadi begini rasanya hidup jadi minoritas, harus menyesuaikan. Rasanya gw tuh lupa seakan-akan gw hidup didunia akan berlangsung lama. Padahal harusnya mah nabung juga untuk diakhirat. Siapa yang tahu besok nyawa orang dicabut. Wallahuallam.

Ada bukber nggak? Sama siapa bro hahaha. Karena gw orangnya ansos, nggak punya temen (banyak), jadi gw selalu sahur dan buka puasa sendiri. Masak sendiri, makan sendiri. Cuci piring sendiri. Semuanya aja sendiri. Solo berat. Jam 2-3 pagi itu udah imsak dan subuh. Kalo ada kuliah pagi sampe sore, abis badan aing. 5L. Lemah, lemes, lelah, lesu, lunglai. Untung nggak ngidap anemia (penyakit kekurangan darah). Dulu pas di indo banyak banget rasanya bukber, mulai dari SD, SMP, SMA belom lagi kelas 10, 11, 12. Semuanya ngadain bukber. Tekor sih emang tiap ikut bukber pasti bayar konsumsi. Pulangnya juga pasti abis isya, jadi nggak terawehan.

Terus ikut teraweh gak? Jadi waktu isya di sini itu jam 23.00 malem kira-kira, nah gw gak pernah namanya ikut teraweh di masjid, belom lagi kalo masjid adainnya 21 rakaat, awal tahun puasa gw coba paksa teraweh sendiri, bikin teraweh sendiri sama temen gw, ganti-gantian jadi imamnya. Ehh makin kesini absen terus. Parah ya.

Apa ada takbiran di malam terakhir ramadhan? Enggak kedengeran dari masjid, karena masjid gak ada speaker kaya indo, yang kalo adzan dikumandangkan bersahut-sahutan. Jadi setel takbiran dikamar pake speaker sendiri. Pasang stereo. Hahaha.

Hari lebarannya makan kue nastar ga? Solat ied nya dimana? Nah biasanya tiap tahun KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jerman) nyelenggarain solat idul fitri besama. Disana ada konsumsi gratis tapi kue lebaran kaya nastar gak ada lol, perbaikan gizi buat para student. Mengingat badan gw yang semakin hari, semakin menciut. Btw hari raya umat islam disini enggak libur, jadi kalo lebaran atau ada solat ied tetep hari kerja. Mau nggak mau pasti cabut kuliah pas paginya, baru kelar solat ied lanjut lagi kuliah. Sedihnya kesian. Orang-orang mah kelar solat ied salam-salaman, makan ketupat sayur, bales dendam gadoin kue putri salju, kue nastar, kue-kue lainnya. Hahaha.

Kelar sahur nih, lanjut tidur dulu yoo hehe. Bye!

May 13, 2018

ThinkQuest, Ajang Kompetisi Karya Ilmiah bagi Anak SMA

Tantangan berkarya untuk siswa-siswi SMA. Sebuah ajang kompetisi anak-anak SMA disponsori Oracle Education Foundation. Nama kompetisi ini adalah ThinkQuest.

Oracle Education Foundation (OEF) adalah organisasi amal independen yang didanai oleh Oracle Corporation. Mereka menyediakan ThinkQuest Projects untuk dimanfaatkan siswa SMA di seluruh dunia agar mereka memiliki tujuh 7 keterampilan yang diperlukan di abad 21 yaitu, berpikir kritis, kreatifitas, kerja sama tim, pemahaman perbedaan budaya, komunikasi, teknologi, mengarahkan diri.

Tahun ini Tim ThinkQuest dari Jakarta, Indonesia berhasil meraih runner up dalam kompetisi ThinkQuest International 2011. Kompetisi ini menantang para siswa usia di bawah 19 tahun untuk memecahkan masalah nyata dengan mengaplikasikan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, dan menggunakan teknologi. Tim Indonesia diwakili SMAN 48 Jakarta.

Tim dari SMAN 48 Jakarta yang diwakili Vilia Yohana, Ikhsan Habibi, Muhammad Labib, Tuwendy, Faisal, dan Ben Hadi berhasil meraih juara kedua dalam kategori ThinkQuest Project umur 19 tahun. Karya ilmiah mereka dalam kompetisi ini berjudul "Menjadikan Plastik dan Kertas Menjadi Sahabat Bumi". Tim dari SMAN 48 Jakarta sebelumnya telah melakukan sejumlah penelitian beberapa material alternatif seperti bioplastik yang dihasilkan dari kentang hingga membuat kertas dari bambu. Tim ini menciptakan sebuah karya pembuatan bioplastik dan kertas yang ramah lingkungan bagi bumi.

Country Managing Director Oracle Indonesia, Uday Mathkar mengaku bangga dengan hasil yang didapat oleh tim dari Indonesia mengingat kompetisi ThinkQuest sedikitnya diikuti 33.000 peserta dari 52 negara. Kompetisi ini digelar secara online sejak September 2010 sampai dengan April 2011 dan pengumuman pemenangnya diumumkan pada 22 Juni 2011.

Pemenang dalam kompetisi ini berhak mendapatkan kesempatan menghadiri acara penghargaan di San Fransisco Bay Area, Amerika Serikat pada Oktober 2011. Selain itu, masing-masing anggota tim berhak mendapatkan sebuah laptop, plakat dan sertifikat. “Saya merasa bersyukur dan bangga dengan kerja keras bersama tim kami karena mendapatkan anugerah besar dari Tuhan Yang Maha Esa, terima kasih bagi semua yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini, Indonesia tahun ini berjaya kembali dapat Kompetisi ThinkQuest, Semangat untuk Kompetisi yang akan datang!'' kata Ikhsan Habibi, salah satu anggota tim ThinkQuest dari SMAN 48 Jakarta.

Penulis: Edwin (SMA Budhi Warman 2), Ikhsan Habibi (SMAN 48 Jakarta), Ina Nur Inayah (SMA Dewi Sartika), Mafani Fidesya (SMAK Slamet Riyadi)

Sumber: Republika.co.id

May 13, 2018

Siswa SMAN 48 Hasilkan Alat Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan

Anggaran APBD DKI untuk pendidikan yang melebihi 20 persen pada tahun anggaran 2011 telah membuahkan hasil. Siswa SMAN 48 berhasil membuat alat yang dapat menghasilkan plastik dan kertas dari bahan ramah lingkungan.

Prestasi siswa SMAN 48 ini dipresentasikan di depan Gubernur DKI Fauzi Bowo, di mana anak-anak ini memberi nama karya ilmiahnya yang berjudul "Make Plastics and Papers Become The Earth's Friends!". Bahan-bahan untuk membuat kertas dan plastik ini memakai bambu, ganggang, dan kentang. "Saya sangat bangga dengan prestasi siswa SMAN 48. Saya harap kreatifitas dan inovasi mereka terus ditingkatkan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi," ujar Foke, sapaan Fauzi Bowo, Jumat (29/7/2011).

Alat pembuat plastik dan kertas ramah lingkungan ini dibuat oleh enam orang siswa SMAN 48 yang baru naik kelas 11. Mereka adalah Villia, Ikhsan, Muhammad Labib, Tuwendy, Faisal, dan Ben Hadi. "Untuk membuat kertas kami menggunakan bambu dan ganggang dan pembuatan plastik dari kentang," ujar keenam siswa tersebut yang menerangkan secara bergantian di depan Foke. Plastik dan kertas yang berhasil diolah itupun diberikan langsung kepada Foke.

Atas penemuan tersebut, Foke memberikan piagam penghargaan kepada enam siswa tersebut dan masing-masing siswa mendapat laptop. Sebelumnya keenam siswa ini juga telah menyabet juara II kompetisi Think Quest Internasional tahun 2011 dengan mengandalkan penemuan tersebut. Dari kompetisi itu, keenam siswa ini mendapat hadiah laptop senilai US$ 1.200 dan berkesempatan mengunjungi kantor Think Quest di San Fransisco Amerika Serikat pada Oktober 2011.

Guru Pembina Lomba Think Quest sekaligus guru bahasa Inggris di SMAN 48, Tjandrawati, mengatakan sejak tahun 2008 sekolahnya telah mengikuti kompetisi tersebut. Namun baru tahun 2009 upaya mereka membuahkan hasil, yaitu menjadi finalis dalam kompetisi Think Quest. Prestasi meningkat pada Kompetisi Think Quest 2010 yang berhasil menyabet penghargaan sebagai proyek terbaik atau The Best Project. Dan pada tahun 2011, prestasi lebih tinggi lagi berhasil diraih yaitu menjadi juara II pada lomba pengetahuan internasional tersebut. Sementara juara I diraih siswa dari Provinsi Bali dan juara III diraih siswa dari negara India.

"Kami sangat gembira dengan prestasi ini. Seluruh jerih payah anak-anak didik saya membuahkan hasil. Biasanya setiap tahun juara I, II dan III diraih dari Puerto Rico, Cina dan Amerika Serikat. Tetapi tahun ini siswa dari Indonesia yang berjaya," ujarnya. Sebagai informasi, keenam siswa SMAN 48 ini telah mengalahkan puluhan ribu peserta dari berbagai negara pada ompetisi Think Quest Internasional. Kompetisi ini sendiri diikuti 33 ribu peserta yang tergabung dari 7.603 tim yang berasal dari 52 negara.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siswa SMAN 48 Hasilkan Alat Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan,

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2011/07/29/siswa-sman-48-hasilkan-alat-pembuatan-plastik-ramah-lingkungan.

Penulis: Danang Setiaji Prabowo

Editor: Yudie Thirzano

May 13, 2018

Siswa SMA Ciptakan Plastik dari Kentang

Pernahkah Anda berpikir bahwa kentang bisa dibuat menjadi plastik? Tentu banyak orang berpikiran, mustahil itu terjadi. Namun, bagi enam siswa SMAN 48 Jakarta, hal itu tidak mustahil. Melalui berbagai penelitian dan uji coba laboratorium, akhirnya mereka mampu menciptakan plastik dengan bahan dasar kentang.

Penemuan luar biasa ini telah mengantarkan tim SMAN 48 Jakarta menjadi juara pada Kompetisi Think Quest International 2011 yang diikuti sekitar 33.000 orang dalam 7.603 tim dari 52 negara. Penyerahan hadiahnya akan dilakukan di San Fransisco Bay Area, Amerika Serikat, Oktober 2011.

Penemuan plastik kentang ini berawal dari coba-coba dan sekadar mengaplikasikan teori yang mereka dapat di sekolah.

Bentuk, desain, dan ketebalan plastik yang mereka buat belum terukur secara jelas. Namun, temuan mereka telah membuka cakrawala baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Elastisitas plastik yang mereka buat dengan bahan dasar kentang ini sangat mirip dengan plastik pabrikan.

Selain berhasil membuat plastik dari kentang yang mereka sebut bioplastik, tim yang terdiri dari Villa Yohana (16), Muhammad Labib Nauvaldi (16), Ikhsan Habibi (15), Tuwendy (16), Faisal Arsya (16), dan Ben Hadi Pratama (15)—keenamnya kini duduk di kelas XI jurusan IPA—ini juga membuat kertas berbahan baku pelepah bambu.

Kertas yang dihasilkan dari pelepah bambu itu nyaris sama dengan kertas daur ulang yang sering kita lihat: berwarna coklat dan memiliki serat yang tebal.

Menurut Ben Hadi Pratama, anggota tim, ide awal membuat kertas dari bambu berasal dari Villa dan ide pembuatan plastik dari kentang ditawarkan oleh Labib.

"Awalnya, kami masih tanda tanya, apa benar bisa, soalnya hanya berdasar teori dan literatur. Lalu, kami praktikkan sekaligus melakukan penelitian atas prosesnya. Kalau berhasil kenapa, kalau tidak berhasil kenapa," kata Ben yang diiyakan kelima temannya. Dari situlah mereka menyempatkan diri tiap hari berkutat di laboratorium kimia sekolah mereka dan akhirnya berhasil.

Proses pembuatan plastik dari kentang dan pembuatan kertas dari pelepah bambu ini ternyata tidak terlalu rumit dan bisa dilakukan di rumah. Kepada Warta Kota, tim ini sempat menunjukkan dan mempraktikkan cara pembuatannya di laboratorium kimia sekolah.

Proses pembuatan plastik kentang

Untuk membuat plastik dari kentang, beberapa kentang mentah dicuci bersih, lalu diparut hingga agak halus. Parutan kentang itu dicampur air secukupnya dan diulek agar lebih halus. Setelah itu, parutan kentang disaring untuk membuang airnya sehingga hanya tersisa endapan putih, yakni sari pati kentang.

Sari pati kentang ini lalu dicuci lagi dan kembali disaring. Tunggu hingga mengendap. Endapan berupa tepung pati kentang ini lalu dicampur HCL atau asam cuka atau cuka dapur, gliserin, dan air secukupnya. Lalu, campuran pati kentang, HCL, gliserin, dan air ini dipanaskan di atas api sedang selama 15 menit sambil terus diaduk. "Nanti hasilnya akan seperti gel berwarna putih," kata Ben.

Gel dari sari pati kentang ini lalu ditetesi NaOH (natrium hidroksida) atau soda api, setetes demi setetes, lalu dites dengan ditempelkan ke kertas lakmus warna pink. Jika kertas lakmus itu berubah warna menjadi merah, tetesan soda api harus ditambah. "Sampai kertas lakmusnya berwarna biru atau hijau," kata Ben.

Jika gel yang ditetesi NaOH saat dites di kertas lakmus warna pink berubah menjadi biru atau hijau, gel ini siap menjadi plastik. Gel lalu siap dibentuk atau dituang di cetakan dan dijemur selama beberapa jam atau paling lama sehari sampai mengering. Setelah mengering, gel itu berubah menjadi plastik bening. Kertas dari bambu Proses pembuatan kertas dari pelepah bambu juga cukup sederhana. Pelepah bambu atau kulit pembalut batang bambu dicuci dan dipotong kecil-kecil, lalu dicampur dengan NaOH (natrium hidroksida) atau soda api dan direbus di atas api sedang selama dua jam. Sambil direbus, potongan pelepah bambu itu diaduk dengan pengaduk kayu. "Kalau pakai pengaduk berbahan metal, akan timbul sifat korosif, soalnya kan ada NaOH-nya," kata Vilia.

Setelah dua jam direbus, potongan pelepah bambu kembali dibersihkan dan dicuci, lalu dicampur dengan lem kertas secukupnya sambil diblender hingga menjadi bubur kertas. Bubur kertas ini siap dicetak dengan screen dan dibiarkan mengering beberapa jam. "Setelah kering, tinggal diambil dari screen dan jadilah kertasnya," tutur Vilia.

Kertas buatan Vilia dan kawan-kawan ini nyaris sama dengan kertas hasil daur ulang. Kertas mereka berwarna coklat dan memiliki serat yang tebal. "Kami sedang cari cara untuk membuatnya berwarna putih. Mungkin dicampur dengan pemutih baju atau klorin," katanya. Selain membuat kertas dari pelepah bambu dan bioplastik dari kentang, mereka juga menawarkan pembuatan kertas dari alga merah atau ganggang laut. "Kami tahu dari literatur bahwa kandungan seratnya tepat buat dijadikan kertas," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siswa SMA Ciptakan Plastik dari Kentang", https://sains.kompa

May 12, 2018

A little about me

Hi readers, ayo kenalan. LOL. It's me Ikhsan Habibi. Dulu pas SD gw dipanggil Ikhsan, dipanggil Habibi ngerasa aneh. Terus semenjak SMP guru gw manggil gw Habibi, semenjak itu gw putusin kenapa gw lebih prefer dipanggil Habibi sampe sekarang, karena lebih gampang daripada Ikhsan. LOL.

Gw berasal dari keluarga yang sederhana tinggal di Bekasi, tapi orang tua gw asal dari Yogyakarta, jadi itu alesannya kenapa gw lembut banget kata orang-orang, karena gw diajarin sopan santun yang jawa banget, ya jadinya ngikutlah.

Gw lahir di Jakarta, bokap gw juga kerja di Jakarta dan nyokap gw ibu rumah tangga. Dulu gw daddy's little boy banget kata bokap gw, apa-apa gw mau nya sama bokap, tapi sekarang gw lebih prefer sama nyokap, karena gw selalu berantem sama bokap, adu argumen lah ya. Tapi keluarga gw harmonis alhamdulillah, tidak ada perpecahan. Gw diberi kebebasan sama bokap gw buat milih apa yang gw suka. Meskipun gw harus hidup serba kecukupan.

Dari SD, bokap gw gak pernah bisa beliin barang yg gw mau. Makanya gw bilang serba kecukupan, karena apapun yg gw mau, harus gw beli dengan tabungan gw sendiri. Contoh deh, gw mau beli hp, itu langsung dapet penolakan besar-besaran dari bokap. Palingan uang yg gw tabung sama uang dapet dari lebaran baru bisa merealisasikan keinginan gw. hahaha. Kesian ya. Emang gitu. Gw aja baru bisa dibeliin komputer pas SMA kelas 10, sebelumnya gw selalu ke warnet buat ngerjain tugas.

Gw itu termasuk orang yang pendiam, kalo ketemu orang baru. Gatau ya kenapa bisa gitu, menurut gw itu hukum alam. Tapi kalo udah kenal ya tau sendiri deh. EXTRA. Dari dulu TK, SD, SMP, sampe sekarang selalu gitu. Oiya, dulu gw sekolah di TK Al Ikhlas, abis itu gw lanjut sekolah di SDN Jatimurni II dan ikut TPA juga (TPA: Taman Pendidikan Al-Qur'an). Gw itu cengeng banget, apa-apa nangis. Dicubit guru nangis, diejek/bully nangis. Cupu abis dah. Sampe sekarang apa-apa gw tuh mainnya pake perasaan, pake hati. Lebay yak. hahaha. Image gw di SD sangatlah biasa aja ga pinter-pinter amat, meskipun akhir tahun masa SD gw 10 besar lhoo. Gw itu dulu item parah keling, maklum suka main layangan. Gw cacat banget, parah dah. Sampe sekarang juga masih kok. Udah gitu aja.

Masuk ke SMPN Jakarta gw gagal, karena nilai tes gw jeblok, akhirnya gw harus masuk SMPN Bekasi, yak SMPN 15 Bekasi. Disana gw cuma setahun, karena bokap gw mau anaknya di Jakarta sekolahnya, doi takut gw salah pergaulan. Dia maunya nganter gw ke sekolah tiap pagi, sekalian dia berangkat ke kantor. Kalo di Libels (baca: lima belas bekasi) gw masuk siang, soalnya gedungnya dibagi dua shift, pagi siang. Dulu selama gw di Libels, selalu naik angkot yak panas banget jalan dari rumah kedepan Sasak (nama jalan). Temen gw di Libels bisa gw itung pake jari, hahaha. gw kelas 7.11 dulu, katanya sih kelas buangan. Sempet masuk 7.3, tapi terdepak saudara-saudara. Gatau kenapa sebabnya. Tapi gw jadi orang nomor satu lhoo di kelas, padahal mah i know nothing. Hehehe.

Setelah setahun di Libels gw pindah ke Jakarta, yak welcome to SMPN 259 Jakarta. Pertama gw dateng wah banget dibanding yang sebelumnya. Disini gw sekolah dua tahun dan gw gak kenal siapa-siapa. Bisa gw bilang disini adalah puncak masa kesuksesan gw. Meskipun gw gak ikut OSIS, tapi gw bisa dikenal orang, lagi-lagi karena gw lima besar satu angkatan dari sebelas kelas. (netizen: sombong banget sih lu jadi orang). Ya gw jadi ketua kelas dua tahun disini, siswa yang paling diandelin sama guru dikelas. Gw juga ikut ekskul pramuka. Dulunya gw pengen banget ikut paskib, karena emang keren. Tapi gak kesampean. Gitu dah pokoknya. Karena nilai gw bagus, jadinya gw bisa diterima di SMAN Jakarta ternama yak SMAN 48 Jakarta.

Di SMAN 48 gw ngerasa jadi orang yang paling bego satu angkatan. Mau masuk IPA iya, tapi pas-pasan nilai gw. Masuk alhamdulillah. Abis itu langsung terseok-seok di kelas IPA. Gatau ya kenapa gw dodol banget. Pernah juga gw 10 besar terbawah di kelas. Bahkan gw pernah juga 50 besar terbawah di antara lima kelas ipa. Bego kan, iya emang. Tapi gw kelas 11 dapet rezeki ketiban duren. Gatau mimpi apa gw, menang kompetisi international bareng temen gw ber-6 satu grup. Terus temen-temen SD, SMP gw bilang, kalo gw itu pinter banget. Hahaha. Tipuan muslihat banget. Gw cuma dikontrak seminggu sama pihak penyelenggara kompetisi, gak lebih. Gw nggak dapet beasiswa juga. Akhir SMA gw dapet nilai jelek banget parah.

Tapi satu hal yang paling manis di SMA ya cuma paskib. Lainnya pahit semua. Temen gw juga gak banyak di SMA hahaha. Setiap mau kumpul sama anak paskib rasanya tuh kaya gw renang, a.k.a refreshing. Paskibnya kagak, ngumpulnya iya. Gw dulu dipilih jadi ketua paskib. Sempet mau ikut paduan suara karena gw pengen belajar pembagian nada. Seru gitu. Tapi yaudahlah ya paskib keren kok, apalagi paskib29 (baca: paskibra angkatan 29).

Balik lagi ke akademis. Sebenernya gw udah gak tahan lagi sekolah di Indo, karena di SMA gw pelajarannya banyak abis, terutama kelas 10. Makanya dari kelas 11 gw udah searching gimana caranya kuliah di luar negeri. Sampe pada akhirnya gw lari dari Indo, alhamdulillah gak ketemu macet dan polusi yang gw benci di Indo. Gw persiapin mateng-mateng, step by step untuk apply kuliah di luar, yak di Jerman akhirnya.

Gak gampang bro, karena gw urus semuanya sendiri, (buat yang penasaran apa yang gw lakuin sampe gw bisa kuliah disini cek aja blog gw Stu di Jerman) mulai dari visa, tiket pesawat, buka bank international dll. Mungkin beberapa temen gw diurusin sama agen, dan bayarnya naudzubillah, cuma bisa garuk-garuk tanah, bisa gak makan keluarga gw di indo. Hahaha. Di indo gw ikut kelas bahasa Jerman, tiga bulan doang, tapi ujiannya itu rasanya bikin nangis kalo di inget-inget. Singkat padat cerita gw udah di Jerman, gw ikut kelas les bahasa lagi untuk perpanjang visa (izin tinggal), karena harus ada bukti kegiatan yang jelas yang akan dilakukan. Tapi gw harus ikut kelas persiapan masuk perguruan tinggi untuk orang asing. Itu lamanya setahun, lagi-lagi gw ngaret 1 semester karena gw bodoh. Tapi alhamdulillah kelar. Yeay!

Akhirnya gw kuliah juga hehehe, gw keterima di 3 Uni di Berlin und zwar (baca: yaitu) HU (Informatik), FU (Mathematik), TU Berlin (Wirtschaftinformatik) dan gw ditolak sama the one and only HTW Berlin. Gw pilih di TU Berlin jadinya jurusan Wirtschaftinformatik (Business informatics). Gw gatau kenapa yak, susah banget awal-awal kuliah di uni (baca: Universitas), khususnya modul Ekonomi. Akhirnya gw pindah ke Hochschule (Universitas Terapan) di HTW Berlin jurusan Medieninformatik (Media and Computing). Nah gw sekarang lagi menjalani kuliah di HTW Berlin sekaligus kerja sambilan disini. Harapan gw cuma bisa lulus mengingat umur gw yang semakin lama semakin tua. Btw gw sekarang 22 tahun u.u Semoga bisa kebayang kalian dimana posisinya dalam hidup gw. So itu sedikit cerita tentang gw. :)

Rasanya puasa di Jerman

ThinkQuest, Ajang Kompetisi Karya Ilmiah bagi Anak SMA

Siswa SMAN 48 Hasilkan Alat Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan

Siswa SMA Ciptakan Plastik dari Kentang

A little about me

Latest posts

About me

Follow Me

Popular Posts

Labels

Blog Archive